MEMAHAMI TIM KERJA
Sebuah tim adalah
sekelompok orang-orang dalam jumlah kecil dengan ketrampilan yang berbeda yang
berkomitmen terhadap tujuan, ukuran kinerja, dan pendekatan yang sama; yang
tanggung jawabnya diambil bersama.
Membentuk team
kerja yang baik dan kokoh memerlukan sebuah perjuangan yang hebat. Karena
hasilnya pun akan sangat beragam sesuai dengan upaya yang dilakukan. Apabila
sebuah dream team terbentuk, maka akan memberikan kontribusi yang sangat besar,
baimk bagi pribadi atau perusahaan. Tetapi semakin banyak halangan yang muncul
seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi dan semakin kompleksnya
kebutuhan manusia.
Untuk itu sangat diperlukan sebuah tim kerja
yang solid. Tim ini nantinya akan bisa menjadi pemberi solusi yang hebat bagi
kehidupan organisasi.
Tipe/Jenis-jenis Tim :
Tim
dapat diklasifisikan berdasarkan sasarannya. Bentuk yang paling umum digunakan
dalam organisasi atau perusahaan adalah :
•
Tim
Pemecah Masalah
Tim
ini terdiri dari 5 sampai 12 karyawan jam-jaman dari suatu departemen yang
bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk membahas perbaikan kualitas,
efisiensi dan lingkungan kerja. Dalam tim pemecah masalah, anggota bernagi
gagasan atau menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan metode kerja dapat
diperbaiki. Tetapi jarang tim-tim diberi wewenang untuk melaksanakan secara
sepihak setiap tindakan mereka yang disarankan.
•
Tim
Kerja Pengelola Diri
Tim
kerja pengelola diri adalah kelompok karyawan (biasanya 10 sampai 15 orang)
yang memikul tanggung jawab dari mantan penyelia mereka. Tim ini mencakup kerja
tentang perencanaan dan penjadwalan kerja, kontrol kolektif atas langkah kerja,
membuat keputusan operasi dan mengambil tindakan atas permasalahan. Tim ini
bahkan memilih anggotanya sendiri dan menyuruh anggota itu untuk saling menilai
kinerja.
•
Tim
Lintas Fungsional.
Tim
lintas fungsional adalah tenaga kerja dari tingkat hirarki yang sama, tetapi
dari tempat pekerjaan yang berbeda. Tim lintas fungsional merupakan cara
efektif yang memungkinkan orang-orang dari aneka bidang dalam suatu organisasi
(atau bahkan antar organisasi) untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan
baru dan memecahkan masalah, serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.
•
Tim
Virtual
Tim
Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk mengikat secara
fisik secara bersama membagi anggota untuk mencapai tujuan bersama. Mereka
mengizinkan orang untuk bergabung secara langsung dengan menggunakan komunikasi
langsung diantaranya seperti lokasi jaringan kerja, video konfrensi dan e-mail.
Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis dan
organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota
organisasi rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak – pihak luar
lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah kemampuan untuk dengan
cepat mengumpulkan kelompok orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek
yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang
strategis tertentu.
Membentuk Tim Kerja yang Efektif,Ciri-ciri tim yang efektif :
Tujuan
yang sama.
Jika semua anggota tim mendayung ke
arah yang sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat
tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda,
berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana
harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim
Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke
arah mana harus mendayung.
Antusiasme
yang tinggi.
Pendayung akan mendayung lebih
cepat jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa
dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa
takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan
keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
Peran
dan tanggung jawab yang jelas.
Jika semua ingin menjadi pemimpin,
maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi
pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando
untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah
agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang
tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
Komunikasi
yang efektif.
Dalam proses meraih tujuan, harus
ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi.
Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi
prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada
mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa
tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas,
jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah kepada
mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk
tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan
correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam
menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
Resolusi
Konflik.
Peace is not the absence of
conflict, but the presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin Luther
King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah tujuan. Dalam
mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik
ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang
dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu
masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru,
inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat
ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari.
Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
Shared
power.
Jika ada anggota tim yang terlalu
dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada
anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidak beresan
dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap
anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan
”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka
masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan
tercapainya tujuan bersama.
Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara
dengan anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja, tenor saja, alto
saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan
dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang
berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan
lebih harmonis. Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota
dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama
mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang
sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota
tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and
memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan
kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja
apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi
bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi.
Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. ”Saya sangat menghargai
ketulusan Anda membantu pelanggan memilih produk kita yang paling tepat
untuknya,” merupakan satu bentuk apresiasi sederhana berupa kata-kata
tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya:
promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan menggunakan
fasilitas transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak).
Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa
mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan
waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik
selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi
juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan
yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.
Komponen penting untuk menciptakan
tim yang efektif dapat digolongkan dalam empat kategori umum. Kategori pertama
rancangan pekerjaan, kedua berkaitan dengan komposisi tim. ketiga adalah sumber
dan konstekstual lain yang menciptakan tim menjadi efektif. Terakhir,
proses variabel yang menunjukkan sesuatu yang terjadi dalam tim yang
mempengaruhi efektifitas.
Manfaat tim
•
Meningkatkan produktivitas
•
Meningkatkan kualitas
•
Meningkatkan moral karyawan
•
Menekan overhead
•
Stress akibat pekerjaan berkurang
•
Tanggung jawab dipikul bersama
•
Anggota tim memiliki penghargaan lebih
besar terhadap diri sendiri
•
Semua anggota diberi balas jasa dan
diakui keberadaannya
•
Semua anggota mampu saling mempengaruhi
(meluaskan lingkaran pengaruh)
•
Semua anggota mengalami rasa keberhasilan
mencapai sesuatu.
Mengubah individu menjadi pemain tim
a. Tantangan
Penghalang besar dalam
menggunakan tim kerja adalah penolakan individual. Sukses seorang karyawan
tidak lagi didefinisikan dalam kinerja individu.untuk berkinerja baik sebagai
anggota tim, individu-individu harus mampu berkomunikasi secara terbuka dan
jujur; menghadapi perbedaan-perbedaan dan memecahkan konflik-konflik; serta
menghaluskan tujuan pribadi untuk kebaikan tim. Tantangan menciptakan pemain
tim akan paling besar jika ; budaya nasional sangat individualistik dan tim itu
akan dimasukkan ke dalam suatu organisasi yang mapan yang secara historis
menghargai prestasi individual.
b. Membentuk pemain tim,Berikut
ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengubah individu
menjadi pemain tim :
Seleksi
Beberapa
orang telah memiliki keterampilan antar pribadi untuk menjadi pemain tim
yang efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim, disamping keterampilan
teknis yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan itu, harus dipastikan pula bahwa
calon dapat memenuhi peran tim mereka maupun persyaratan teknis. Banyak calon
yang melamar pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim. Bila menghadapi calon
semacam ini, pada dasarnya para manajer atau pimpinan mempunyai tiga
pilihan :
•
Calon
dapat menjalani pelatihan untuk membuat mereka menjadi pemain tim.
•
Mentransfer
individu itu ke unit lain didalam organisasi tanpa tim.
•
Tidak
mempekerjakan calon itu.
Pelatihan
Sebagian
besar orang yang dibesarkan pada lingkungan yang mementingkan prestasi
individual dapat dilatih untuk menjadi pemaian tim. Spesialis pelatihan
menjalankan latihan-latihan yang memungkinkan karyawan untuk mengalami kepuasan
yang dapat diberikan oleh kerja tim.
Ganjaran
Sistem
ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong upaya kooperatif bukannya kompetitif.
Promosi, kenaikan upah dan bentuk-bentuk pengakuan lain hendaknya diberikan
kepada individu untuk keefektifan mereka sebagai seorang anggota tim yang
kolaboratif
YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN PEMIMPIN/MANAJER DALAM MEMBENTUK SEBUAH TIM
•
Tingkat kemampuan teknis yang dimiliki anggota-anggota tim yang
potensial
•
Tingkat kecakapan dalam hubungan antarpribadi yang dimiliki anggota-
anggota tim yang potensial
•
Sifat-sifat kepribadian
•
Perilaku antarpribadi
•
Keterampilan berkomunikasi dan
•
Keterampilan administrasi
Kemudian, sebuah tim harus membangun
komitmen terhadap tujuan dan ukuran kinerja bersama. Tanpa adanya tujuan
bersama tersebut, para anggota tim akan menjadi bingung, apatis, dan kembali
memprioritaskan tujuan individu mereka. Tujuan tersebut bisa diturunkan dari
atas, tetapi lebih baik bila dihasilkan bersama-sama oleh semua anggota tim
melalui proses diskusi yang sehat (’sehat’ di sini bukan berarti damai.
Perdebatan keras bisa terjadi, namun semua suara wajib dikeluarkan dan
didengarkan, dan semua orang sepakat untuk menghormati hasil akhir).
Selain komitmen terhadap tujuan bersama,
tim juga harus berkomitmen terhadap pendekatan yang disepakati bersama. Semua
anggota tim harus setuju bagaimana cara mereka membagi tugas dan waktu,
bagaimana jadwalnya, bagaimana dengan kepemimpinan tim (ditunjuk, digilir, atau
lainnya) dan hal-hal lain yang bersifat administratif dan ekonomis.
Semua anggota tim memiliki tanggung jawab
bersama atas pencapaian kinerja tim. Persyaratan inilah yang sering tidak bisa
dipenuhi oleh sebuah kelompok kerja. Kelompok kerja tidak memiliki tanggung
jawab bersama. Wujud tanggung jawab terbesar bisa terjadi bila semua anggota
tim secara tulus berjanji pada diri sendiri dan anggota-anggota lainnya untuk
menjadikan pencapaian kinerja tim sebagai tujuan individunya. Tim yang berhasil
mendapatkan komitmen demikian kemungkinan besar akan menjadi tim yang efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar