BAB 2
Nilai ( Value )
Nilai Mewakili keyakinan dasar seseorang yang menyatakan bahwa " suatu bentuk tindakan atas keadaan tertentu dianggap lebih baik secara personal atau sosial , dibandingkan dengan tindakan atau keadaan lain "
Atribut Nilai :
1.Konten : Menyatakan suatu tindakan atau keadaan tertentu adalah penting
2.Intensitas : Menjelaskan seberapa penting tindakan atau keadaan tersebut
Sistem nilai adalah jika sudah
tersusun nilai-nilai maka menjadi sistem nilai yang dapat diartikan
mengurutkan nilai seseorang dalam hal intensitasnya.
Pentingnya Nilai : Nilai itu penting dalam pembelajaran perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar dalam memahami dan mengerti sikap , perilaku dan motivasi serta nilai mempengaruhi persepsi kita.
Tipe-tipe Nilai menurut Rokeach Value Survey (RVS) yang dibuat Milton Rokeach :
1.Nilai Terminal : Keadaan atau tujuan yang diingikan dalam mencapai kebahagian. contoh : penghargaan diri,kebebasan,kesamaan derajat.
2.Nilai Instrumental : Perilaku yang diinginkan atau cara-cara yang
digunakan untuk mencapai nilai terminal. contoh: jujur, tanggung
jawab,ambisius dan sebagainya.
Nilai antar Budaya Hofstede's Framework:
1. Power Distance
2. Individualism versus collectivism
3. Quantity of life versus quality of life
4. Uncertainty avoidance
5. Longterm versus short-term orientation
The Global Framework : menyediakan update atas studi yang dilakukan oleh hofstede :
1. Assertieness
2. Future orientation
3. Gender differentiation
4. Uncertainty avoidance
5. Power Distance
6. Individualism/collectivism
7. In-Group Collectivism
8. Performance orientation
9. Human orientation
Implikasi terhadap perilaku organisasi :
Sebagian besar studi atas perilaku organisasi dilakukan oleh Amerika dan oleh orang Amerika.
Dampaknya :
tidak semua teori dan konsep perilaku organisasi dapat diaplikasikan
secara universal untuk mengelola SDM di seluruh dunia dan perlu
pertimbangan akan nilai-nilai budaya ketika memahami perilaku masyarakat
dari negara-negara yang berbeda
SIKAP
Peryataan / Penilaian evaluatif menyangkut benda / orang / kejadian
Komponen sikap:
- Kognitif : Bagian dari sikap yang berupa pendapat atau kepercayaan
- Afektif : Bagian dari sikap yang berupa perasaan atau emosional
- Perilaku : Kemauan untuk berperilaku secara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu
Dalam pembahasan selanjutnya, sikap lebih merujuk pada komponen afektif
Sikap bersifat tidak stabil dan lebih mudah dipengaruhi
Sikap dan Konsistensi
Penelitian menunjukkan bahwa orang mencari konsistensi dalam sikapnya dan konsistensi antara sikap dan perilakunya.
Ketika terjadi inkonsistensi, daya-daya akan digunakan untuk
mengembalikan seseorang dalam keadaan seimbang, dimana sikap dan
perilakunya akan kembali konsisten.
Cognitive Dissonance Theory
- Cognitive Dissonance : Ketidakcocokkan antara 2 atau lebih sikap atau ketidakcocokkan antara sikap dan perilaku.
- Teori Cognitive Dissonance dikemukan oleh Leon
Festinger di akhir tahun 1950an. Beliau berargumen bahwa segala bentuk
inkonsistensi itu tidak nyaman dan seseorang akan berusaha untuk
mengurangi dissonance yang terjadi. Oleh karena itu, seseorang akan
mencari keadaan yang stabil dimana dissonance yang ada, kecil atau
minimum.
Mengukur A-B Relationship ( Hubungan antara Attitudes ( Sikap) dan Behavior ( Perilaku)
- Kita telah mempelajari bahwa sikap mempengaruhi perilaku, pernyataan ini juga didukung oleh penelitian terdahulu
- Namun, diakhir tahun 1960an, ada beberapa studi yang menyatakan bahwa
tidak ada hubungan antara sikap dan perilaku, atau paling tidak
hubungannya rendah.
- Penelitian lebih baru lagi menyatakan bahwa sikap sangat menetukan
perilaku dimasa depam dan meyakinkan pendapat Festinger bahwa hubungan
tersebut dapat ditingkatkan dengan cara mengelola beberapa variable.
Mengelola Variabel
- Importance ( Kepentingan )
Sikap yang dianggap penting cenderung menunjukkan hubungan yang kuat dengan perilaku
- Specificity ( Kejelasan )
Semakin jelas sikap dan perilaku, semakin kuat hubungan di antara keduanya
- Accesibility ( Jangkauan )
Sikap yang mudah dijangkau (diingat) lebih cenderung menentukan perilaku seseorang
- Social Pressures ( Tekanan Sosial )
Ketika ada tekanan sosial yang tinggi dalam suatu kelompok, maka
seseorang cenderung akan bersikap dan berperilaku seperti yang dilakukan
oleh kelompok tersebut
- Direct Experience ( Pengalaman Langsung )
Hubungan sikap perilaku jauh lebih kuat jika seseorang memiliki pengalaman langsung dengan suatu sikap tertentu
JOB SATISFACTION ( Kepuasan kerja )
Pengertian job satisfaction menurut Robbins and Judge mendefinisikan
kepuasan kerja sebagai perasaan positif tentang pekerjaan sebagai hasil
evaluasi karakter -karakter pekerjaan tersebut
Dampak Kepuasan atau Ketidakpuasan Kerja
- Produktivitas atau Kinerja
Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja
- Ketidakhadiran dan Turnover
Ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara.
Contohnya :
Meninggalkan pekerjaan, mengeluh, membangkang, mencuri barang
milikorganisasi,atau menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan
mereka
Respon Terhadap Ketidakpuasan
- Exit
Ketidakpuasan ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada meninggalkan
organisasi, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan diri
- Voice
Ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif
untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyatakan perbaikan, mendiskusikan
masalah dengan atasan dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan
- Loyalty
Ketidakpuasan ditunjukkan secara pasif tetapi optimistik dengan menunggu
kondisi untuk memperbaiki termasuk berbicara bagi organisasi dihadapan
kritik eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal
yang benar
- Neglect
Ketidapuasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan
kondisi semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara
kronis, mengurangi usaha dan meningkatkan tingjat kesalahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar